Tugas Duta Baca di Kabupaten/Kota Kurang Maksimal

Minggu, 7 Januari 2024 09:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebuah kritik untuk merefleksikan rendahnya minat baca di Indonesia hari ini, yang secara tidak langsung menjadi PR besar duta baca sebagai sosok yang erat dan melekat dengan dunia literasi

Menjadi duta baca seharusnya mempunyai peran sebagai agen perubahan. Melihat literasi saat ini di Indonesia sangatlah rendah khususnya di Jawa Barat dengan angka 61,49%. Ini berarti masih ada tugas berat untuk meningkatkan literasi masyarakat. Mereka yang memiliki status duta baca memiliki tugas untuk menggerakan anak-anak menjadi gemar membaca, sama seperti tugas dari duta baca itu sendiri yaitu sebagai motivator untuk meningkatkan minat baca di masyarakat. 

Muhammad Assegaf, salah satu relawan Pustaka Bergerak dari Cirebon mengkritik peran duta baca. "Saya cek dari setiap Kabupaten/Kota hanya menyandang status, dan menjadi pelaksana pemerintah. Semangatnya kalau ada perintah, tidak sesuai hati nurani. Dan mereka juga kebingungan, ketika harus mensuplai buku-buku untuk tingkat Pendidikan. Padahal itu bidangnya," kata dia. Assegaf pun menjelaskan seharusnya duta baca bisa berkerja sama dengan Dinas Perpustakaan, tapi terkadang Dinas Perpustakaan tidak bisa kasih buku banyak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Assegaf pun menyampaikan pernyataan tersebut langsung kepada duta baca Indonesia. Gol A Gong, sebagai Duta Baca Indonesia menjawab, "Sebaiknya duta baca di daerah jangan dilombakan, tapi di tunjuk. Tentu ada tim ransel yang mendata rekam jejak para kandidat minimal punya 1 buku dan TBM," kata dia.

Ia pun dalam WhatsApp menjelaskan pemilihan duta baca itu tidak sekadar berdasarkan proposal yang diajukan. Karena mestinya, "Jika saya terpilih, apa-apa yang sedang saya lakukan bisa lebih bergelora lagi dan dimudahkan karena didukung pemerintah".

Tugas mereka adalah mengkampanyekan, mengedukasi dan mengajak masyarakat luas agar terlibat aktif dalam kegiatan literasi. Mereka juga sosok inspiratif yang dapat kita jadikan contoh untuk lebih dekat dan mencintai buku. Tapi melihat fakta dilapang tidaklah demikian, mereka hanya menjadi pelaksana, dan visi mereka tentu terbatas.

Seharusnya duta baca di Kabupaten/Kota itu harus produktif dalam menjalin kolaborasi bersama lembaga-lembaga dan mensurvai mengenai kebutuhan sarana belajar khususnya dalam hal ini di bidang perpustakaan.

Tentu buku menjadi hal yang paling pelik bagi setiap lembaga, tapi sebagai duta baca harus bisa cari solusi, bukan hanya mengajak masyarakat membaca. Bagaimana jika sarananya tidak ada? Nah.. itu yang perlu diperhatikan.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Nina Rojanah

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Humaniora

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Humaniora

Lihat semua